Kamis, 02 April 2015

Penggolongan obat vertigo

Sebelum kita menjelaskan pengebotan ntentang vertigo , kita bahas dulu yuk tentang apa itu vertigo ?

Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari “dizziness” yang secara defi nitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan sekitar kita rasakan berputar. Vertigo juga dirasakan sebagai suatu perpindahan linear ataupun miring, tetapi gejala seperti ini lebih jarang dirasakan. Kondisi ini merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin. Namun, tidak jarang vertigo merupakan gejala dari gangguan sistemik lain (misalnya, obat, hipotensi, penyakit endokrin, dan sebagainya).
Berbeda dengan vertigo, dizziness atau pusing merupakan suatu keluhan yang umum terjadi akibat perasaan disorientasi, biasanya dipengaruhi oleh persepsi posisi terhadap lingkungan. Dizziness sendiri mempunyai empat subtipe, yaitu vertigo, disekuilibrium tanpa vertigo, presinkop, dan pusing psikofi siologis (lihat tabel di bawah ini).

Vertigo
Presinkop
Disekuilibrium
Lightheadedness
Deskripsi
Ilusi gerakan, biasanya perasaan diri berputar terhadap lingkungan sekitar, atau sebaliknya
Sensasi yang akan
terjadi menjelang kehilangan
kesadaran
Tidak seimbang atau imbalans
Secara definitif tidak jelas, sering disebut dengan
pusing, giddiness,
wooziness
Kemaknaan klinis
Banyak kemungkinan
penyebab dan memerlukan
pemeriksaan lebih
lanjut
Penurunan aliran darah serebral yang berasal
dari sistem kardiovaskuler
Gangguan neurologis,
kelemahan muskuloskeletal,
dan penurunan
fungsi penglihatan
Istilah ini sekarang
digunakan bergantian
dengan presinkop

Dari keempat subtipe dizziness, vertigo terjadi pada sekitar 32% kasus, dan sampai dengan 56,4% pada populasi orang tua. Sementara itu, angka kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui,tetapi dari studi yang lebih baru pada populasi anak sekolah di Skotlandia, dilaporkan sekitar 15% anak paling tidak pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun. Sebagian besar (hamper 50%) diketahui sebagai “paroxysmal vertigo” yang disertai dengan gejala-gejala migren (pucat, mual, fonofobia, dan fotofobia).
Untuk menilai keluhan pusing ataupun vertigo riwayat kesehatan merupakan data awal yang paling penting. Adanya aura dan gejala-gejala Glutaneurologis perlu diperhatikan, misalnya apakah ada gangguan (hilangnya) pendengaran, perasaan penuh, perasaan tertekan, ataupun berdenging di dalam telinga. Jika terdapat keluhan tinitus, apakah hal tersebut terjadi terus-menerus, intermiten, atau pulsatif. Apakah ada gejala-gejala gangguan batang otak atau kortikal (misalnya, nyeri kepala, gangguan visual, kejang, hilang kesadaran).

Terapi vertigo apa aja si ?

Pada vertigo, beberapa tindakan spesifik dapat dianjurkan untuk mengurangi keluhan vertigo misalnya,
·         pengurangan asupan garam dan penggunaan diuretik disarankan untuk mengurangi tekanan endolimfatik.
·         Untuk BPPV (benign paroxysmal positional vertigo), dapat dicoba dengan “bedside maneuver” yang disebut dengan “Epley particle repositioning maneuver”
Terapi pengobatan
Penatalaksanaan Medikamentosa.
Secara umum, penatalaksanaan medikamentosa mempunyai tujuan utama:
1.     mengeliminasi keluhan vertigo
2.    memperbaiki proses-proses kompensasi vestibuler
3.    mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun psikoafektif.
Beberapa golongan obat yang dapat digunakan untuk penanganan vertigo di antaranya adalah:
a.   Antikolinergik
Antikolinergik merupakan obat pertama yang digunakan untuk penanganan vertigo, yang paling banyak dipakai adalah skopolamin dan homatropin. Kedua preparat tersebut dapat juga dikombinasikan dalam satu sediaan antivertigo. Antikolinergik berperan sebagai supresan vestibuler melalui reseptor muskarinik. Pemberian antikolinergik per oral memberikan efek rata-rata 4 jam, sedangkan gejala efek samping yang timbul terutama berupa gejala-gejala penghambatan reseptor muskarinik sentral, seperti gangguan memori dan kebingungan (terutama pada populasi lanjut usia), ataupun gejala-gejala penghambatan muskarinik perifer, seperti gangguan visual, mulut kering, konstipasi, dan gangguan berkemih.
b.  Antihistamin
Penghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker) saat ini merupakan antivertigo yang palingbanyak diresepkan untuk kasus vertigo,dan termasuk di antaranya adalah difenhidramin, siklizin, dimenhidrinat, meklozin, dan prometazin. Mekanisme antihistamin sebagai supresan vestibuler tidak banyak diketahui, tetapi diperkirakan juga mempunyai efek terhadap reseptor histamin sentral. Antihistamin mungkin juga mempunyai potensi dalam mencegah dan memperbaiki “motion sickness”. Efek sedasi merupakan efek samping utama dari pemberian penghambat histamin-1. Obat ini biasanya diberikan per oral, dengan lama kerja bervariasi mulai dari 4 jam (misalnya, siklizin) sampai 12 jam (misalnya, meklozin).
c.  Histaminergik
Obat kelas ini diwakili oleh betahistin yang digunakan sebagai antivertigo di beberapa
negara Eropa, tetapi tidak di Amerika. Betahistin sendiri merupakan prekrusor histamin. Efek antivertigo betahistin diperkirakan berasal dari efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga tengah dan sistem vestibuler. Pada pemberian per oral, betahistin diserap dengan baik, dengan kadar puncak tercapai dalam waktu sekitar 4 jam. efek samping relatif jarang, termasuk di antaranya keluhan nyeri kepala dan mual.
d.  Antidopaminergik
Antidopaminergik biasanya digunakan untuk mengontrol keluhan mual pada pasien dengan gejala mirip-vertigo. Sebagian besar antidopaminergik merupakan neuroleptik. Efek antidopaminergik pada vestibuler tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa antikolinergik dan antihistaminik (H1) berpengaruh pada sistem vestibuler perifer. Lama kerja neuroleptik ini bervariasi mulai dari 4 sampai 12 jam. Beberapa antagonis dopamin digunakan sebagai antiemetik, seperti domperidon dan metoklopramid. Efek samping dari antagonis dopamin ini terutama adalah hipotensi ortostatik, somnolen, serta beberapa keluhan yang berhubungan dengan gejala ekstrapiramidal, seperti diskinesia tardif, parkinsonisme, distonia akut, dan sebagainya.
e.  Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan modulator GABA, yang akan berikatan di tempat khusus pada reseptor GABA. Efek sebagai supresan vestibuler diperkirakan terjadi melalui mekanisme sentral. Namun, seperti halnya obat-obat sedatif, akan memengaruhi kompensasi vestibuler. Efek farmakologis utama dari benzodiazepine adalah sedasi, hipnosis, penurunan kecemasan, relaksasi otot, amnesia anterograd, serta antikonvulsan. Beberapa obat golongan ini yang sering digunakan adalah lorazepam, diazepam, dan klonazepam.
f.  Antagonis kalsium
Obat-obat golongan ini bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam system vestibuler, sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel. Penghambat kanal kalsium ini berfungsi sebagai supresan vestibuler. Flunarizin dan sinarizin merupakan penghambat kanal kalsium yang diindikasikan untuk penatalaksanaan vertigo; kedua obat ini juga digunakan sebagai obat migren. Selain sebagai penghambat kanal kalsium, ternyata fl unarizin dan sinarizin mempunyai efek sedatif, antidopaminergik, serta antihistamin-Flunarizin dan sinarizin dikonsumsiper oral. Flunarizin mempunyai waktu paruh yang panjang, dengan kadar mantap tercapai setelah 2 bulan, tetapi kadar obat dalam darah masih dapat terdeteksi dalam waktu 2-4 bulan setelah pengobatan dihentikan. Efek samping jangka pendek dari penggunaan obat ini terutama adalah efek sedasi dan peningkatan bera badan. Efek jangka panjang yang pernah dilaporkan ialah depresi dan gejala parkinsonisme, tetapi efek samping ini lebih banyak terjadi pada populasi lanjut usia.
g.  Simpatomimetik
Simpatomimetik, termasuk efedrin dan amfetamin, harus digunakan secara hati-hati karena adanya efek adiksi.
h.  Asetilleusin
Obat ini banyak digunakan di Prancis. Mekanisme kerja obat ini sebagai antivertigo tidak
diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bekerja sebagai prekrusor neuromediator yang memengaruhi aktivasi vestibuler aferen, serta diperkirakan mempunyai efek sebagai
“antikalsium” pada neurotransmisi. Beberapa efek samping penggunaan asetilleusin ini di antaranya adalah gastritis (terutama pada dosis tinggi) dan nyeri di tempat injeksi.
i.    Lain-lain
Beberapa preparat ataupun bahan yang diperkirakan mempunyai efek antivertigo di antaranya adalah ginkgo biloba, piribedil (agonis dopaminergik), dan ondansetron.
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan:
1.     Vertigo merupakan gejala dari berbagai kelainan, baik pada organ pendengaran maupun otak (medulla, pons, dan serebelum), sehingga secara umum dikelompokkan atas vertigo sentral dan perifer.
2.    Terapi medikamentosa (obat antivertigo) sangat banyak pilihannya, dan harus dipertimbangkan antara manfaat dan risiko penggunaannya.
Yap! Itu yang kita tau tentang vertigo semoga bisa bermanfaat buat yang membaca ya. Sekian ^^
DAFTAR PUSTAKA
  • Wahyudi, Kumpiya Timbul. 2012. Vertigo. Medical Department, PT. Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia
  • Huang Kuo C., Phang L., Chang R. Vertigo. Part 1-Assesement in General Practice. Australian Family Physician 2008; 37(5):341-7.
  •  MacGregro DL. Vertigo. Pediatric in Review 2002:23(1):9-19.
  • Troost BT. Dizziness and Vertigo in Vertebrobasilar Disease. Part I: Pheripheral and Systemic Causes Dizziness. Stroke 1980:11:301-03.
  • Troost BT. Dizziness and Vertigo in Vertebrobasilar Disease. Part II: Pheripheral and Systemic Causes Dizziness. Stroke 1980:11:413-15.
  • Mehmet K. Central Vertigo and Dizziness: Epidemiology, Diff erential Diagnosis, and Common Causes. The Neurologist: 2008;14(6):355-64.
  • Baloh RW. Vertigo. The Lancet 1998;352:1841-46.
  • Rascol O., Hain TC., Brefel C., et al. Antivertigo Medications and Drugs-Induced Vertigo. A Pharmacological Review. Drugs 1995;50(5):777-91.


Nama : Noor Fatih Hidayah

2 komentar:

  1. mba noor fatih, saya mau tanya.bagaimana memonitoring penggunaan obat nya, jika vertigo yang dialami berkepanjangan.
    terimakasih
    Putri Rizki I (1208010032)

    BalasHapus
  2. mba noor fatih mau tanya bedanya sakit kepala biasa sama vertigo itu gimana yah ?
    mubarok (1208010031)

    BalasHapus