Rabu, 25 Maret 2015

Terapi Antibiotik Untuk Penanganan Demam Tifoid Tanpa Komplikasi Pada Anak


* Apakah anda tau mengenai demam tifoid ?
Seperti yang telah kita ketahui bahwa demam tifoid adalah merupakan suatu penyakit yang termasuk ke dalam penyakit  infeksi akut yang dapat disebabkan oleh Salmonella typhi .Penyakit demam tifoid ini merpakan suatu penyakit tropik sistemik, dimana penyakit ini bersifat endemis dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang .



Bagaimana perjalanan penyakit tipes didalam tubuh kita ?
Bakteri Salmonella typhi  bersama makanan/minuman masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH < 2) banyak bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan mencapai ileum dan yeyunum akan menembus dinding usus. Setelah melalui periode inkubasi, maka Salmonella typhi  melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Organisme dapat mencapai organ manapun seperti hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal (Soedarmo dkk., 2002). Masa inkubasi hingga terjadinya demam tifoid berkisar antara 8-14 hari, bisa lebih lama dengan inokulum yang lebih rendah (Southwick, 2003).



Tahukah anda ??
Angka kejadian penyakit demam tifoid pada anak :
Diperkirakan angka kejadian dari 150/100.000/tahun di Amerika Selatan dan 900/100.000/tahun di Asia. Umur penderita yang terkena di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun mencapai 91% kasus. Angka yang kurang lebih sama juga dilaporkan dari Amerika Selatan (Soedarmo dkk., 2002).


Mari kita kenali penyebab penyakit demam tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi yang merupkan basil gram negatif dimana ia bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora. Salmonella typhi  mempunyai sekurangnya empat macam antigen, yaitu antigen O (somatik yang terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), antigen Vi, dan protein membran hialin (Mansjoer dkk., 2001).




Kenali gejala demam tfoid dengan cepat
Beberapa gejala klinis yang sering timbul jika seseorang terkena demam tifoid diantaranya adalah adan demam, gangguan pada saluran pencernaan, hepatosplenomegali, serta bradikardia relatif dan gejala lain (Depkesb, 2006).

Taukah anda ??
bahwa  salah satu pengobatan untuk demam tifoid adalah dengan menggunakan antibiotik
, antibiotik merupakan  suatu zat yang dihasilkan oleh mikroba untuk menghambat pertumbuhn mikroba jenis lainnya . Lalu selanjutnya akan dibahas mengenai  antibiotik terapi demam tifoid tanpa komplikasi  pada anak .

Demam tifoid masih merupakan suatu  masalah pada kesehatan khususnya di Indonesia. Antibiotik kloramfenikol adalah obat pilihan pertama untuk terapi demam tifoid tanpa komplikasi pada anak sampai saat ini. Selain kloramfenikol adapun antibiotik jenis lain yang dapat dipergunakan yaitu tiamfenikol, sefiksim dan azitromisin.
·          
      Kloramfenikol
Kloramfenikol masih merupakan pilihan utama terapi  untuk pengobatan demam tifoid karena efektif, murah, mudah didapat, dan dapat diberikan secara oral atau diminum . Kloramfenikol merupakan antibiotik dengan spektrum luas . Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman dengan cara berikatan pada ribosom 50S sehingga menghambat pembentukan rantai peptida (Depkes, 2000). Untuk anak dosis yang digunakan adalah 50-100 mg/kg BB/hari maks. 2 gram selama 10-14 hari dibagi 4 dosis . Pilihan obat antibiotik lini pertama pengobatan demam tifoid pada anak di negara berkembang didasarkan pada faktor keefektivitasan terapi , ketersediaan obat , dan biaya yang terjangkau . Berdasarkan ketiga faktor tersebut, kloramfenikol masih menjadi obat pilihan pertama pengobatan demam tifoid pada anak .

·         Tiamfenikol
Tiamfenikol adalah turunan kloramfenikol yang juga aktif terhadap spesies Salmonella dan dapat diberikan secara oral. Obat dapat diberikan dengan dosis lebih kecil, interval lebih lama . Dalam pengobatan demam tifoid pada anak tiamfenikol dapat dijadikan sebagai obat pilihan pertama untuk menggantikan kloramfenikol . Dosis yang digunakan pada anak adalah : 50 mg/kg BB/hr selama 5-7 hari bebas panas . 

·         Azitromisin
 adalah antibiotik golongan makrolid pertama yang termasuk dalam kelas azalide. Pemberian azitromisin pada anak dapat diberikan dengan dosis 10 mg/kgBB selama 7 hari . Azitromisin lebih poten atau lebih dapat memberikan efek terapi yang maksimal dengan dosis yang kecil terhadap Salmonella spp bila dibandingkan dengan obat pilhan  pertama dan makrolid lain . 

·         Sefiksim
Sefiksim merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga , mempunyai aktifitas antimikroba terhadap kuman Gram positif maupun negatif. Sefiksim dapat memberikan efek terapi yang maksimal dengan dosis yang kecil sehingga dapat digunakan untuk terapi demam tifoid pada anak . Dosis yang digunakan untuk anak adalah : 15-20 mg/kg BB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari.

Perlu diingat ......
Ketika seorang pasien menggunakan antibiotik maka harus diketahui bahwa penggunaan antibiotik dapat digunakan ketika penyakit tersebut disebabkan karena bakteri karena antibiotik merupakan  suatu zat yang dihasilkan oleh mikroba untuk menghambat pertumbuhn mikroba jenis lainnya lalu penggunaan antibotik tersebut harus dihabiskan karena jika antibiotik tersebut tidak dihbiskan maka dkhawtirkan akan dapat mengkibatkan terjadnya resistensi atau bakteri tersebut menjadi kebal terhadap antibitik tersebut . Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus tentang penggunaan antibitik . Jangan sampai lupa ya , semoga bermnfaat..



Nama Penulis : Filzah Nurfazrina ( NIM 1208010065 )
Daftar Pustaka :
·         Arif Rakhman , dkk . Faktor – Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Tifoid Pada Orang Dewasa . Berita Kedokteran Masyarakat . 2009 . Volume 4 : No.25 . Diakses tanggal 26 Maret 2015 , pukul : 15.00
·         Novie Homenta Rampengan . Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi Pada Anak . Sari Pediatri . 2013 . Volume 14 : No.5 . Diakses tanggal 26 Maret 2015 , pukul 17.00